SS2, singkatan dari Senapan Serbu 2, adalah senapan serbu buatan PT Pindad yang, merupakan generasi kedua dari senapan serbu Pindad sebelumnya, SS1. SS2 diklaim memiliki desain yang lebih ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi, lebih ringan, serta akurasi yang lebih baik. Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,2 kg, sebagai catatan SS1 varian awal memiliki berat kosong 4,01 kg. Pada tahun 2006, TNI-AD membeli 10.000 pucuk senapan SS2. Digunakan juga oleh KOPASKA.
Bangga dengan Indonesia, Siapa Bilang Indonesia Cuman Bisa Pakai, Lihat Sendiri.. dan apakah anda Bangga..???
Minggu, Oktober 7
Senjata Buatan Indonesia. Must SEE !!!
Senjata Tempur INDONESIA
SS1 adalah singkatan dari Senapan Serbu 1, senapan serbu yang banyak digunakan oleh TNI dan POLRI. Senapan ini diproduksi oleh PT. Pindad Bandung, berdasarkan senapan FN FNC dengan lisensi dari perusahaan senjata Fabrique Nationale (FN), Belgia.
Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 4,01 kg. Senapan ini bersama-sama dengan M16, Steyr AUG dan AK-47 menjadi senapan standar TNI dan POLRI, tapi karena diproduksi di Indonesia, senapan ini paling banyak digunakan.
Jumat, Oktober 5
KRI KERIS-624 KAPAL PERANG TNI
KRI KERIS-624 KAPAL PERANG TNI JENIS KCR(kapal cepat rudal)
Sejarah
Desain kapal dapat untuk menerima berbagai sistem persenjataan dan detektor untuk memenuhi kebutuhan operasi yang berkembang untuk pasukan Indonesia. Kapal Persenjataan Peluru Kendali Awalnya KRI Keris menggunakan Rudal Aerospatiale MM-38 Exocet sebanyak 4 pucuk (2 x 2), yang memiliki jangkauan maksimum 42 km (23 mil laut) dengan kecepatan 0,9 mach, berhulu ledak 165 kg, berpemandu active radar homing, bersifat jelajah inersia, sea-skimmer. TNI-AL merencanakan mengganti rudalnya dengan dengan rudal anti-kapal C-802 Saccade buatan Cina. Setiap kapal dirancang untuk dilengkapi dengan dua rudal C-802 Saccade yang sepanjang 6.39 meter, panjang sayap 1.22 meter, seberat 715 kg. Rudal ini memiliki jarak serangan 120 km (melebihi Exocet) pada kecepatan 0.9 Mach. Rudal ini juga dilengkapi radar yang mampu mengatasi sistem penangkis elektronik (Electronic Counter measure - ECM).
KCR-40 Clurit Buatan Batam
Industri
perkapalan di Indonesia, khususnya di Batam, mengukir sejarah baru
dengan berhasil menyelesaikan pengerjaan Kapal Cepat Rudal (KCR) dalam
waktu kurang dari setahun. Hebatnya lagi, kapal perang yang memiliki
kemampuan mengangkut dan menembakkan rudal ini, seluruh desain dan
pengerjaanya dilakukan putra-putri terbaik Indonesia. Kapal perang ini
diberi nama KCR-40 Clurit. Kecepatannnya mencapai 30 knot.
”Sebagian bahan atau material pembuatan kapal perang ini merupakan hasil produksi dalam negeri,” kata Laksamana Pertama TNI Suryo Djati Prabowo, Kepala Dinas Pengadaan TNI Angkatan Laut.
“Ini satu-satunya kapal cepat rudal di Indonesia buatan anak bangsa di Batam,”
ujar Suryo dengan bangganya di sela-sela peluncuran kapal sepanjang 44
meter itu di PT Palindo Marine Industri, Tanjunguncang, pada 4 Februari
2011.
Kapal sejenis yang di Indonesia saat ini, kata Suryo, rata-rata
buatan luar negeri. Namun buatan Batam ini kualitasnya tidak kalah
dengan karya asing. Kapal Cepat Rudal ini berbahan baja-alumnium yang
dikembangkan industri perkapalan (shipyard) di Batam untuk Indonesia dan dunia internasional.
”Dengan keberhasilan ini, kita tunjukan kepada dunia bahwa kita
telah mampu membangun dan mengembangkan alut sista secara mandiri di
dalam negeri,” kata Suryo.
KRI Banda Aceh Semakin Memperkuat Wilayah Laut Indonesia
Satu kapal Landing Platform Dock (LPD) buatan PT PAL kembali memperkuat armada TNI AL. Kapal LPD yang dikukuhkan sebagai KRI Banda Aceh
itu diserahkan Dirut PT PAL Harsusanto kepada Menteri Pertahanan
Purnomo Yusgiantoro, di Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur, 21 Meret
2011.
Dari Kementerian Pertahanan, kapal diserahkan kepada TNI sebagai
pengguna. KRI Banda Aceh merupakan salah satu dari empat kapal LPD yang
dipesan TNI. Dua unit sebelumnya dikerjakan di Korea Selatan dan satu
unit dikerjakan di galangan kapal PT PAL Indonesia dengan pengawasan
tenaga ahli dan peralatan dari Dae Sun Shipbuilding, Korea Selatan.
KRI Kujang 642 : Kapal Cepat Rudal Karya Anak Bangsa
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro pada 16 Februari 2012 meresmikan Kapal Cepat Rudal (KCR) 40, KRI KUJANG 642, yang merupakan hasil karya putera-puteri Indonesia di Dermaga Batu Ampar Kota Batam.
“Kapal ini akan digunakan untuk menjaga keamanan wilayah perairan Indonesia,” kata Purnomo di Batam.
KRI Kujang yang menelan biaya sekitar Rp75 miliar merupakan kapal
cepat kedua yang diproduksi di PT Palindo Marine, Kawasan Industri
Tanjungujang, Batam. Saat ini satu kapal lain sejenis juga tengah
dikerjakan. Secara keseluruhan PT Palindo mendapatkan pesanan KCR-40
sebanyak 4 kapal.
KRI Kujang-642 didesain sebagai kapal pemukul reaksi cepat yang dalam
pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pendadakan, mengemban misi
menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul, dan
menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat pula.
Kapal berukuran panjang 43 meter, lebar 7,40 meter, tinggi 3,4 meter
dan berat 250 ton ini serta sistem propulasi fixed propeller 5 daun,
memiliki sistem pendorong andal yang mampu berlayar dan bermanuver
dengan kecepatan 27 knot, serta memiliki daya tembak/hancur yang besar
karena dilengkapi persenjataan peluru kendali atau rudal C-705.
KCR TRIMARAN SILUMAN (KRI Klewang 625 )
Pada pukul 12.18 WIB, Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran KRI Klewang 625 yang merupakan kapal siluman pertama di dunia, secara resmi diluncurkan dari galangan kapal PT Lundin Industry Invest di Selat Bali, Banyuwangi, Jawa Timur pada 31 Agustus 2012.
Kapal yang memiliki panjang 63 meter ini menggabungkan sejumlah kecanggihan teknologi sehingga memiliki berbagai keunggulan dan diklaim sebagai kapal perang tercanggih di dunia karena sulit terdeteksi oleh radar. KRI Klewang akan melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI Angkatan Laut.
Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Pertama, Sayid Anwar, mengatakan bahwa peluncuran KRI Klewang merupakan prestasi yang membanggakan bagi Indonesia karena merupakan kapal jenis combatan yang sulit dideteksi oleh radar karena dibuat dari bahan komposit yang ringan sehingga memiliki kecepatan sampai 35 knot.
Langganan:
Postingan (Atom)